Di balik suksesnya sebuah anime, tak luput kontribusi dari seorang seiyuu yang turut serta di dalamnya. Tanpa ada seiyuu, anime
hanyalah sebuah gambar bergerak yang memiliki cerita dan efek suara. Peran
seiyuu juga sangat penting untuk memunculkan emosi dari sebuah karakter. Karena itu, kali ini saya akan
membahas tentang sebuah pekerjaan yang sangat penting dalam dunia animasi Jepang dan
juga akan menjadi artikel pembuka sebelum membahas tentang para seiyuu.
Seiyuu (声優) adalah sebutan untuk pengisi atau aktor
suara di Jepang. Kata "seiyuu" terbagi dari dua huruf
kanji, yaitu "sei" (声) yang bisa
dibaca "koe" yang berarti "suara" dan "yuu" (優) yang berasal dari kata "haiyuu" (俳優) yang berarti aktor/aktris. Seiyuu pada
umumnya bertugas untuk mengisi suara dari sebuah karakter di dalam sebuah
anime, video game, dan lain-lainnya.
Sejarah Seiyuu
Sejarah dunia seiyuu di Jepang bermula
dengan mengudaranya stasiun radio Biro Penyiaran Tokyo (NHK) pada tahun 1925.
Pada tahun tersebut, ada 12 siswa yang terpilih untuk bersandiwara di radio.
Setelah lulus, mereka terpilih menjadi "seiyuu" generasi pertama dan
surat kabar di Jepang menyebut mereka sebagai radio yakusha yang berarti aktor
radio.
Menurut data yang saya dapat, Tokusaburou
Kobayashi yang saat itu menjadi wartawan dari Yomiuri Shinbun adalah orang pertama yang
menciptakan istilah "seiyuu". Sebelum ada televisi, istilah
"seiyuu" hanya digunakan untuk pemain sandiwara radio dari
stasiun-stasiun radio Jepang. Namun setelah dimulainya era televisi, istilah tersebut lebih umum dipakai untuk aktor yang melakukan sulih suara (dubbing) atau
mengisi suara pada anime.
Pada tahun 1933, animasi berbentuk film
bersuara muncul untuk pertama kalinya yang berjudul Chikara to Onna no
yononaka. Animasi tersebut memiliki durasi pendek dan diisi oleh pengisi suara
yang merupakan aktor terkenal.
Pendidikan Seiyuu
Untuk lulusan Sekolah Menengah Atas, bila
berminat untuk menjadi seiyuu di Jepang, bisa mengikuti kuliah pada jurusan
drama yang diadakan di akademi, universitas, atau sekolah kejuruan. Lama
pendidikan untuk menjadi seiyuu kira-kira satu tahun lebih (minimal 800 jam
pelajaran) bila di lembaga pendidikan yang memiliki akreditasi yang bagus.
Kurikulum di sekolah kejuruan bersifat
umum, mulai dari dasar akting hingga melakukan praktiknya. Calon seiyuu
di sekolah kejuruan tidak hanya belajar di bidang khusus pengisi suara, tapi
juga bisa belajar di bidang yang mendidik narator, penyiar, hingga staf
produksi anime (untuk ini tergantung dari sekolah kejuruan yang memiliki
jurusan tersebut atau tidak). Tidak seperti di akademi atau sekolah kejuruan,
pada kursus swasta, pendidikannya tidak seberat yang ada di akademi dan sekolah
kejuruan. Biaya untuk kursus swasta juga lebih murah dan tidak memerlukan ujian
masuk untuk murid baru.
Untuk menjadi seiyuu, bisa juga tanpa
memerlukan pendidikan dengan cara melamar langsung ke pusat pelatihan milik
kelompok teater di Jepang. Tapi, untuk terpilih menjadi siswa harus mengikuti
ujian masuk yang sangat kompetitif. Hal ini dikarenakan harus bersaing dengan
para lulusan dari akademi maupun sekolah kejuruan. Bila bakat yang dimiliki
kurang, sudah dipastikan akan tersisih oleh yang memiliki bakat berkat
pengalaman pendidikan. Oleh karena itu, mau tidak mau harus mengambil pendidikan
seiyuu di akademi dan sekolah kejuruan bila ingin menjadi seiyuu yang
profesional.
Pekerjaan Seiyuu
Sebelum menentukan pemilihan pengisi suara
untuk sebuah karakter pada anime yang sedang dalam proses pembuatan, para
seiyuu harus melakukan audisi agar produser bisa memilih seiyuu yang cocok
dengan karakteristik suara pada sebuah karakter tersebut. Seiyuu juga
diharuskan untuk bisa memerankan karakter dari berbagai usia, laki-laki atau
perempuan, bayi atau anak-anak, orang lanjut usia, hingga suara hewan dan benda
seperti mesin.
Proses afureko |
Proses pengisian suara pada anime biasa
disebut afureko (after recording). Proses ini dilakukan dengan cara dialog
direkam sambil melihat percakapan karakter yang tampil di layar. Ada juga
proses pengisian suara yang disebut puresuko (pre-scoring), yaitu seiyuu
merekam suara di depan layar yang kosong atau dengan gambar yang masih dalam
bentuk sketsa dari anime yang sedang diproduksi. Untuk proses dubbing film
impor, prosesnya disebut atereko (ateru recording, "ateru" memiliki
arti "menempelkan"). Pada proses ini seiyuu harus menyesuaikan dialog
dengan mengikuti gerakan bibir dari aktor di layar.
Proses rekaman untuk film cerita yang berdurasi 2 jam biasanya memakan waktu sekitar 7 hingga 8 jam. Pada proses rekaman suara untuk video game juga berbeda dengan perekaman pada anime atau film, karena rekaman suara pada video game berurutan sesuai jalan pada permainannya. Terkadang seorang seiyuu juga harus menjalani proses rekaman suara seorang diri tanpa adanya lawan dialog.
Calon seiyuu yang berolahraga menandakan bahwa pekerjaan seiyuu tidaklah mudah |
Banyak seiyuu yang saat ini memiliki pekerjaan lainnya selain menjadi pengisi suara, yaitu ada yang merilis album sebagai penyanyi J-pop, penyiar radio, aktor drama Jepang, hingga model gravure. Mengapa banyak seiyuu yang melakukan hal itu? Hal ini mungkin disebabkan oleh beratnya persaingan yang ada di dalam dunia seiyuu. Saya juga pernah membaca artikel bahwa dari ratusan ribu orang yang ingin menjadi seiyuu, yang terpilih hanya ribuan, dan hanya ratusan yang bisa menjadi seiyuu profesional. Sangat berat, bukan?
terimakasih artikel yang sangat menarik.
BalasHapussalam,
https://ruangguru.com