15 Januari 2017

Definisi, Sejarah, Pendidikan, dan Pekerjaan Seiyuu


Di balik suksesnya sebuah anime, tak luput kontribusi dari seorang seiyuu yang turut serta di dalamnya. Tanpa ada seiyuu, anime hanyalah sebuah gambar bergerak yang memiliki cerita dan efek suara. Peran seiyuu juga sangat penting untuk memunculkan emosi dari sebuah karakter. Karena itu, kali ini saya akan membahas tentang sebuah pekerjaan yang sangat penting dalam dunia animasi Jepang dan juga akan menjadi artikel pembuka sebelum membahas tentang para seiyuu.

Seiyuu (声優) adalah sebutan untuk pengisi atau aktor suara di Jepang. Kata "seiyuu" terbagi dari dua huruf kanji, yaitu "sei" () yang bisa dibaca "koe" yang berarti "suara" dan "yuu" () yang berasal dari kata "haiyuu" (俳優) yang berarti aktor/aktris. Seiyuu pada umumnya bertugas untuk mengisi suara dari sebuah karakter di dalam sebuah anime, video game, dan lain-lainnya.

Sejarah Seiyuu

Sejarah dunia seiyuu di Jepang bermula dengan mengudaranya stasiun radio Biro Penyiaran Tokyo (NHK) pada tahun 1925. Pada tahun tersebut, ada 12 siswa yang terpilih untuk bersandiwara di radio. Setelah lulus, mereka terpilih menjadi "seiyuu" generasi pertama dan surat kabar di Jepang menyebut mereka sebagai radio yakusha yang berarti aktor radio.

Menurut data yang saya dapat, Tokusaburou Kobayashi yang saat itu menjadi wartawan dari Yomiuri Shinbun adalah orang pertama yang menciptakan istilah "seiyuu". Sebelum ada televisi, istilah "seiyuu" hanya digunakan untuk pemain sandiwara radio dari stasiun-stasiun radio Jepang. Namun setelah dimulainya era televisi, istilah tersebut lebih umum dipakai untuk aktor yang melakukan sulih suara (dubbing) atau mengisi suara pada anime.

Pada tahun 1933, animasi berbentuk film bersuara muncul untuk pertama kalinya yang berjudul Chikara to Onna no yononaka. Animasi tersebut memiliki durasi pendek dan diisi oleh pengisi suara yang merupakan aktor terkenal.

Pendidikan Seiyuu


Untuk lulusan Sekolah Menengah Atas, bila berminat untuk menjadi seiyuu di Jepang, bisa mengikuti kuliah pada jurusan drama yang diadakan di akademi, universitas, atau sekolah kejuruan. Lama pendidikan untuk menjadi seiyuu kira-kira satu tahun lebih (minimal 800 jam pelajaran) bila di lembaga pendidikan yang memiliki akreditasi yang bagus.

Kurikulum di sekolah kejuruan bersifat umum, mulai dari dasar akting hingga melakukan praktiknya. Calon seiyuu di sekolah kejuruan tidak hanya belajar di bidang khusus pengisi suara, tapi juga bisa belajar di bidang yang mendidik narator, penyiar, hingga staf produksi anime (untuk ini tergantung dari sekolah kejuruan yang memiliki jurusan tersebut atau tidak). Tidak seperti di akademi atau sekolah kejuruan, pada kursus swasta, pendidikannya tidak seberat yang ada di akademi dan sekolah kejuruan. Biaya untuk kursus swasta juga lebih murah dan tidak memerlukan ujian masuk untuk murid baru.


Untuk menjadi seiyuu, bisa juga tanpa memerlukan pendidikan dengan cara melamar langsung ke pusat pelatihan milik kelompok teater di Jepang. Tapi, untuk terpilih menjadi siswa harus mengikuti ujian masuk yang sangat kompetitif. Hal ini dikarenakan harus bersaing dengan para lulusan dari akademi maupun sekolah kejuruan. Bila bakat yang dimiliki kurang, sudah dipastikan akan tersisih oleh yang memiliki bakat berkat pengalaman pendidikan. Oleh karena itu, mau tidak mau harus mengambil pendidikan seiyuu di akademi dan sekolah kejuruan bila ingin menjadi seiyuu yang profesional.

Pekerjaan Seiyuu

Sebelum menentukan pemilihan pengisi suara untuk sebuah karakter pada anime yang sedang dalam proses pembuatan, para seiyuu harus melakukan audisi agar produser bisa memilih seiyuu yang cocok dengan karakteristik suara pada sebuah karakter tersebut. Seiyuu juga diharuskan untuk bisa memerankan karakter dari berbagai usia, laki-laki atau perempuan, bayi atau anak-anak, orang lanjut usia, hingga suara hewan dan benda seperti mesin.

Proses afureko
Proses pengisian suara pada anime biasa disebut afureko (after recording). Proses ini dilakukan dengan cara dialog direkam sambil melihat percakapan karakter yang tampil di layar. Ada juga proses pengisian suara yang disebut puresuko (pre-scoring), yaitu seiyuu merekam suara di depan layar yang kosong atau dengan gambar yang masih dalam bentuk sketsa dari anime yang sedang diproduksi. Untuk proses dubbing film impor, prosesnya disebut atereko (ateru recording, "ateru" memiliki arti "menempelkan"). Pada proses ini seiyuu harus menyesuaikan dialog dengan mengikuti gerakan bibir dari aktor di layar.

Proses rekaman untuk film cerita yang berdurasi 2 jam biasanya memakan waktu sekitar 7 hingga 8 jam. Pada proses rekaman suara untuk video game juga berbeda dengan perekaman pada anime atau film, karena rekaman suara pada video game berurutan sesuai jalan pada permainannya. Terkadang seorang seiyuu juga harus menjalani proses rekaman suara seorang diri tanpa adanya lawan dialog.

Calon seiyuu yang berolahraga menandakan bahwa pekerjaan seiyuu tidaklah mudah
Banyak seiyuu yang saat ini memiliki pekerjaan lainnya selain menjadi pengisi suara, yaitu ada yang merilis album sebagai penyanyi J-pop, penyiar radio, aktor drama Jepang, hingga model gravure. Mengapa banyak seiyuu yang melakukan hal itu? Hal ini mungkin disebabkan oleh beratnya persaingan yang ada di dalam dunia seiyuu. Saya juga pernah membaca artikel bahwa dari ratusan ribu orang yang ingin menjadi seiyuu, yang terpilih hanya ribuan, dan hanya ratusan yang bisa menjadi seiyuu profesional. Sangat berat, bukan?

1 komentar: